Rabu, 10 Agustus 2011

Efek Kata-kata Yang Baik dan Kata-kata Yang Buruk

mungkin tulisan ini ada manfaat bagi kita, keluarga kita, tetangga & lingkungan kita, negara dan bangsa kita.
Saya teringat ucapan dari guru Agama saya dari sebuah kampung kecil...
Melihat keadaan sekitar kita, masyarakat kita, bangsa dan negara kita...
dimana itu semua dipastikan akan berakibat kepada kita, anak keturunan kita dsb..
karena kita adalah bagian dari semua itu...
jika keadaan jelek.. akan jelek pulalah keadaan yang akan dihadapi anak2 cucu kita
Selain kerja keras, kebersamaan dan sebagainya..
ada satu senjata ampuh yang belum dipakai.. yaitu doa yang tulus..
Mungkin tulisan dari teman dibawah ini ada manfaatnya..
--------------- 000 ----------------

Sebaiknya kita semua mulai mengendalikan Kata-kata yang keluar dari mulut kita dengan Kata-Kata yang Positif dan Baik. 
Setelah mendengarkan info tentang pengaruh Kata-Kata Negatif terhadap Air yang ditulis dalam buku " The Hidden Messages in Water " karya Masaru Emoto dan pada halaman 31 buku tersebut disebutkan tentang banyaknya orang yg melakukan percobaan. Ada yang tertarik untuk melakukannya sbb: 
  1. Tempatkan Nasi sisa yg sdh didiamkan semalaman kedalam 2 toples dgn jumlah yg sama, kemudian ditutup rapat.
  2. Masing-masing stoples di tempelin label yg berisi kata2 sbb:
  3. Stoples A : " Kamu Pintar, Cerdas, Cantik, Baik, Rajin, Sabar, Aku Sayang Padamu, Aku Senang Sekali Melihatmu, Aku Ingin Selalu di dekatmu, I LOVE YOU, Terima Kasih.
  4. Stoples B : " Kamu Bodoh, Goblok, Jelek, Jahat, Malas, Pemarah, Aku Benci Melihatmu, Aku Sebel Tidak mau dekat dekat kamu "
  5. Botol 2 ini saya letakkan terpisah dan pada tempat yg sering dilihat, saya pesan pada istri, anak, dan pembantu untuk membaca label pada botol tersebut setiap kali melihat botol2 tersebut.
  6. Dan inilah yang terjadi pada nasi tersebut setelah 1 minggu kemudian :
Nasi dalam botol yg di bacakan kata-kata Negatif ternyata cepat sekali berubah menjadi busuk dan berwarna hitam dgn bau yg tidak sedap.
Sedangkan Nasi dalam botol yg di bacakan kata-kata Positif masih berwarna putih kekuningan dan baunya harum seperti ragi.
Nah Silahkan teman-teman mencobanya sendiri.
Kalau di buku di katakan ada yg mencoba dgn tiga botol dimana botol ketiga tidak di beri label apa2 alias diabaikan / tidak diperdulikan, dan ternyat beras dlm botol yg diabaikan membusuk jauh lebih cepat dibandingkan botol yg dipapar kata " Kamu Bodoh". 


Bayangkan apa yang akan terjadi dengan anak-anak kita, pasangan hidup kita, rekan-rekan kerja kita, dan orang-orang disekeliling kita, bahkan binatang dan tumbuhan disekeliling kita pun akan merasakan efek yang ditimbulkan dari getaran-getaran yg berasal dari pikiran, dan ucapan yang kita lontarkan setiap saat kepada mereka.



Juga bagaimana jika kita kepada tanah air, negara kita, bangsa kita..
Misal sering kita dengar ungkapan... Ah Indonesia ini brengsek dsb.
Bagaimana jika kita ganti unpatan itu dengan mengucapkan atau dalam hati berkata.. Ah Indonesia.. masih belum maju... aku ingin memajukannya.. dan kita yakin banyak orang yang berpikir dan berusaha untuk memajukan Indonesia


Maka sebaiknya selalulah sadar dan bijaksana dalam memilih kata-kata yg akan keluar dari mulut kita, demikian juga kendalikanlah pikiran-pikiran yg timbul dalam batin kita. 
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua. 
Note : jika anda merasa tulisan ini bermanfaat utk orang lainnya silahkan forward kepada rekan2 anda, semoga dapat menimbulkan hal yg bermanfaat buat mereka. Terima kasih.

Selasa, 09 Agustus 2011

Mengelola Negeri Dengan kasih Sayang

mengelola negri dg kasih sayang (bukan sekedar hal rutin, apalagi mengelola kebersamaan dg sikap durjana)

http://www.facebook.com/topic.php?uid=54923198234&topic=13294
Di halaman rumah seorg kyai, ada 2 pohon. yg satu sangat subur & berbuah sangat lebat, sedang yg satunya keliatan biasa2 saja.

Ketika ditanya, sang kyai menjawab: bhw pohon yg satu hampir tiap hari dielus2 dg perasaan kasih sayang, dengan penuh harapan.. juga waktu disiram selalu dilakukan dengan sungguh2 dan sering juga diberi kata2 yg baik dg kasih sayang.. misalnya hai pohon tumbuhlah subur dsb. sedangkan pohon yang lain diperlakukan biasa saja. kalau disiram ya disiram saja, diberi pupuk ya diberi pupuk saja, seolah itu memang hal yg rutin harus dilakukan.

Hasilnya pohon yg selalu diberi kata2 dan perlakuan dg kasih sayang.. berbuah sangat lebat dan subur.. sedangkan pohon yg diperlakukan rutin dan biasa saja, hasilnya ya biasa2 saja.

Ada seorg ilmuwan melakukan uji coba (dan sdh ada bukunya):
ada sisa makanan yang dipisahkan dalam 2 tempat dan diletakkan agak berjauhan.
ilmuwan tersebut memberi pesan kepada semua org disekitarnya,
bahwa pada satu tempat sisa makanan org2 itu diminta selalu mengatakan hal2 yg baik dengan penuh rasa kasih sayang.. misalnya i love you, terima kasih dsb
sedangkan pada tempat sisa makanan yang lain org2 ditugaskan selalu mengatakan hal2 yg buruk, dengan rasa kebencian, keserakahan.. misalnya fuck you, sisa makanan tak berguna dsb

Hasilnya beberapa hari kemudian..
sisa makanan yg diberi kata2 baik.. tidak cepat membusuk.. malah sebagian menjadi ragi yg berbau agak sedap
sedangkan sisa makanan yg lain.. sangat cepat membusuk dan timbul noda2 kehitam2an..

Dalam analisanya kemudian.. buku itu memberi pertanyaan.. bagaimana jk kata2 yg baik dan buruk itu jk ditujukan kepada anak, keluarga kita, teman2 kita dan lingkungan kita???

saya pikir sdh banyak orang yg baca buku itu dan mungkin sdh dipraktekan dalam kehidupan sehari2..

Saya mencoba merenung... ah seandainya apa yang ada dihalaman kyai tersebut dan juga apa yang telah dipraktekkan oleh ilmuwan dari manca negara itu diterapkan untuk hal yang lebih besar...
bukan hanya utk pribadi, keluarga.. tp masyarakatbangsa & negara

Misalnya... para politisi.. aparat pemerintah.. dan para pemimpin masyarakat.. pemimpin negara..
bagaimana mengelola, berinteraksi dan melangkah dalam masyarakat bangsa & negara... dengan kasih sayang.... bukan hanya karena kegiatan rutin.. lebih2 jangan sampai dengan cara durjana...

Tentunya tidak akan muncul kasus perampokan uang rakyat & negara dlm kasus bank century dan bank2 lain.. tidak muncul rekaman yg ... (sampai kehilangan kata2)... cicak buaya kodok kadal dinosaurus dsb.. tidak muncul begitu banyak kisah yg getir dan memilukan sekaligus memalukan sebagai bangsa yg seharusnya sdh menjadi bgs yg besar

mungkin negeri ini jk diibaratkan pohon dirumah kyai itu... bisa menjadi tanaman yg subur dan berbuah lebat
mungkin negeri ini jk dibaratkan sisa makanan (mungkin republik ini memang hanya merupakan sisa makanan ya... krn sdh dieksploitasi dan dijajah habis oleh manusia yg tdk bertanggungjawab)... bisa menjadi sesuatu yg harum...

Mungkin dari hal yg sederhana kita bs belajar banyak hal... mungkin kita sebagai manusia telah kehilangan sesuatu yg sangat mulia... yg merupakan anugerah Tuhan... kasih sayang... sehingga kita terjebak dlm rutinitas.. atau bahkan terjebak formalitas, formalisme dsb

lihat saja, tiap jumat masjid penuh, tiap minggu gereja penuh, tiap hari besar keagamaan kelenteng, vihara, pura penuh... tp korupsi, penghisapan dan eksploitasi yg sangat durjana pada sesama manusia dan lingkungan juga semakin tak berperi kemanusiaan... bahkan yg sangat memprihatinkan... sering dlm berita tv kita lihat.. dengan legitimasi dan mengucap nama Tuhan yg maha pengasih dan Penyayang... insan manusia memukuli, menyakiti insan manusia yg lain..

Untuk itu alangkah indahnya.. dan mungkin ada peluang bangsa dan negeri ini bangkit dari sisa2 dan puing2... menuju masa depan yg lebih baik... sebagai bangsa yg bermartabat dalam pergaulannya diantara bangsa2... jika para pemimpin negeri.. aparat pemerintah.. politisi... dan mungkin kita juga dalam skala yg lebih kecil memulai... mengelola dan menjalani kehidupan dan kesepakatan bersama yang oleh para orang pinter disebut bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ini dengan kasih sayang... bukan hanya sekedar rutinitas dalam hidup... lebih2 jangan sampai mengelola dengan sifat durjana yg tak kenal belas kasih

Yang pasti saya yakin peluang itu masih sangat terbuka.. keyakinan itu sebenarnya berlandas semangat... bahwa kita tidak mau anak cucu kita yg merupakan bagian dari anak cucu bangsa dan masa depan negeri ini hidup sebagai anak bangsa yg tanpa integritas dan dalam masyarakat yg meraba2 dalam kegelapan.. dan mengingat pesan dari pendahulu negeri... jangan sampai dimasa depan.. bangsa kita (disana ada anak cucu kita sendiri lho..) adalah merupakan kuli dari bangsa2

Senin, 08 Agustus 2011

Mungkinkah, beberapa tahun lagi untuk bernafas kita harus membeli udara/oksigen dalam kemasan???

Pernah ada yg menulis: 15 tahun yang lalu.. orang tdk membayangkan bhw untuk air minum, kita harus membeli air minum dalam kemasan... Sekarang membeli air minum dalam kemasan sudah dianggap sebagai hal yang wajar.

Saat ini,  mungkin belum ada yang membayangkan bahwa untuk bernafas, kita perlu membeli udara/oksigen dalam kemasan.. apakah kira2 beberapa tahun lagi membeli udara/oksigen dalam kemasan dianggap hal yang wajar???

Tulisan tersebut sebenarnya sangat menggelitik.. karena menunjukkan betapa hebat kerusakan alam yang terjadi saat ini. Juga menunjukkan betapa sumber daya dikelola bukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan untuk lebih memanusiakan manusia, tapi semata2 hanya untuk mencapai keuntungan.

Kesadaran tentang kerusakan alam, dimentahkan oleh upaya yang sistematis guna sekedar mencapai keuntungan sebesar2nya.. bukan untuk bagaimana memakmurkan manusia, memanusiakan manusia...

Dalam bahasa keren.. itu disebut kapitalisme, yang saat ini sudah berkembang sangat canggih. Tapi dalam banyak hal, sering terjadi orang menyatakan anti kapitalis.. ternyata sama sekali tidak tahu apa itu sebenarnya kapitalis.. sehingga begitu kapitalis dibungkus sedikit saja oleh humanisme.. maka mereka menganggap itu adalah hal yang terbaik dan bukan kapitalis. Sebagai controh misalnya saat kelaparan melanda ethiopia.. banyak negara yang membantu negara tersebut, lalu muncullah anggapan bahwa negara2 donor tersebut adalah negara yang punya prinsip bernegara yang baik. Tapi apa ada yang bertanya lebih lanjut, sebenarnya kelaparan ethiopia itu terjadi karena apa? apa bukan karena eksploitasi yang berlebihan pada alam dan bangsa ethiopia, yang mengakibatkan akhirnya ethiopia mengalami kelaparan dahsyat?

Juga ada yang berpendapat di negara2 tertentu yang maju.. dikatakan masyarakatnya makmur karena cara mengurus negara sudah bagus, sedangkan negara berkembang tidak bisa maju karena tidak mau meniru cara negara maju dalam mengelola masyarakat dan negaranya. Adakah yang bertanya lebih lanjut.. bagaimana negara2 dibelahan dunia sana itu bisa lebih maju? apakah bukan karena telah sekian abad mengeksploitasi habis2an negara2 dunia berkembang, sehingga masyarakat dan negara dunia berkembang hanya ditinggali sumber daya yang sangat terbatas bahkan mungkin ada yang sudah habis, sedangkan semuanya sudahj diangkut ke negara sana? Dan itu masih berlangsung sampai saat ini...

Maka pertanyaan.. apakah beberapa tahun lagi untuk bernafas kita harus membeli udara/oksigen dalam kemasan? sebenarnya menguji kita.. apakah kita ini sebagai manusia sudah benar2 menjadi manusia? atau kita hanya beraktifitas jika ada untungnya untuk diri kita saja? atau dalam bahasa keren, kita hanya bertujuan mencari keuntungan sebesar2nya.. bukan hidup didunia sebagai mahluk Tuhan yang berkewajiban untuk memberi manfaat pada alam semesta?

Maka marilah kita mengembalikan harmoni alam dari kerusakan yang ditimbulkan oleh mereka yang mengaku sebagai manusia. Jika kita tidak ingin anak keturunan kita membeli udara/oksigen dalam kemasan untuk bernafas.. marilah kita baik sendiri2 ataupun secara terorganisir menanam pohon2 dimana kita melihat suatu tempat yang memang memungkinkan untuk ditanami.. saya pikir jika banyak dari kita yang melakukan penghijauan.. mungkin sedikit banyak kita tidak khawatir bahwa anak cucu kita besok, jika beraktifitas selalu menjinjing oksigen dalam kemasan yang merupakan produk dari sebuah upaya yang hanya sekedar mencari keuntungan sebesar2nya.. bukan memanusiakan manusia, apalagi memenuhi kebutuhan manusia.

Atau kita enggan melakukan itu, karena kita berpikir, langkah melakukan gerakan penghijauan bumi, sebagai kegiatan yang tidak ada untungnya bagi kita??? Karena mungkin pemikiran seperti itu sudah dianggap sebagai pemikiran yang wajar/umum??? sehingga berpikir dan bertindak untuk melakukan penghijauan bumi adalah pemikiran yang tidak wajar/nyeleneh???